Recognition rather than recall
“Minimize the
user's memory load by making objects, actions, and options visible. The user
should not have to remember information from one part of the dialogue to
another. Instructions for use of the system should be visible or easily
retrievable whenever appropriate.”
Untuk meminimumkan pengguna dalam menggunakan
memorinya terhadap apa yang telah ia lakukan salah satunya menyediakan “remah
roti”/jejak link pada situs. pusatjamtangan.com sudah melakukan hal itu, namun
sayangnya terdapat kesalahan yang fatal dalam penyediaan jejak link tersebut.
Mengapa saya mengatakannya sebagai kesalahan yang fatal?
Bagian prinsip desain
interaksi yang kedua yaitu Recognition rather than recall. Dimana seharusnya pada bagian ini pengguna
tidak bertanya-tanya lagi “sekarang lagi dimana?, tadi apa ya?” Kesalahan
fatal yang terjadi yaitu ketidaksesuaian pada “remah roti”/jejak pada link yang
dibuka. Hal ini saya sadari ketika saya membuka katagori shop by gender di sebelah kanan. Saat halaman tersebut terbuka dan
saya memilih salah satu jam tangan untuk melihat info lengkapnya, jejak link yang sebelumnya home-shop by gender- berubah menjadi home-shop by price-100000-499000-swiss army.
Nah, disini menunjukkan ketidaksesuaian jejak link yang seharusnya dengan jejak
link yang terbuka sehingga pengguna salah menyadari halaman yang dibuka
sebelumnya. Hal ini terjadi mungkin karena banyaknya produk jam tangan yang
dijual serta banyaknya menu kumpulan berdasarkan katagori sehingga menyebabkan
kesalahan seperti ini. Padahal jam yang ditawarkan hanya itu-itu saja.
Pada awalnya produk
yang ditawarkan hanya menampilkan gambar, jenis, dan harga dari setiap jam
tangan. Tetapi pada jenis jam tangan ada beberapa yang memiliki nama sama
sesuai dengan merknya tidak mencantumkan tipe jam padahal tipe jam tersebut
berbeda. Jika tidak dibedakan pengguna akan merasa terganggu untuk melihat dan
menghafal hanya dengan gambarnya saja karena gambar antar jam satu dengan yang
lain hampir sama. Hal yang seperti inilah membuat pengguna harus mengingat
lebih banyak ketika mencari beberapa jam yang berbeda. Atau bahkan pengguna
akan membuka banyak tab baru untuk masing-masing jam yang diinginkan. Ketika
melakukan hal tersebut pengguna juga akan kebingungan yang mana tab dengan jam
uang sudah dibuka/dipilih dengan tab yang lain karena kesamaan nama untuk
setiap tab.
Selain itu, ketika
telah mendapatkan jam yang diinginkan pengguna akan membelinya dengan mengklik
menu Beli Sekarang. Nah, akibat yang terjadi ialah akan muncul tab baru yang
berisikan form pemesanan dengan nama, kode jam, alamat dll yang semuanya masih
kosong. Pekerjaan pengguna akan bertambah lagi untuk mengingat panjangnya kode
jam yang harus dimasukkan. Untungnya, form itu terbuka di tab baru jadi masih
bisa melihat di tab lainnya. Andai saja form tersebut terbuka pada tab yang
sama mungkin saja pengguna tidak jadi membeli jam tersebut.
Berdasarkan evaluasi
terhadap minimisasi ingatan pengguna, saya menilai tingkat keparahan dalam
prinsip interaksi ini pada rating 3. Kenyamanan pengguna harus dinomor satukan
agar pengguna betah untuk mencari informasi dan mendapatkan hasil yang ia inginkan.
Jika harus banyak mengingat-ingat bisa jadi pengguna merasa bosan dan lelah
untuk melanjutkannya lagi. Sehingga hal ini penting untuk diperbaiki sehingga
harus diberikan prioritas tinggi.
Rekomendasi yang saya
berikan dalam prinsip desain interaksi ini adalah pengelompokan katagori tidak
usah terlalu banyak mulai dari merk, gender, material, price dan sebagainya.
Toh produk yang ditawarkan juga itu-itu saja jam yang hanya memiliki dua merk,
hanya dikelompokkan untuk laki-laki dan harganya sudah tercantum sejak awal.
Misal, hanya ada katagori merk, dan paling popular sedangkan harga diurutkan
mulai dari yang murah atau yang mahal. Sedangkan untuk gender tidak perlu sebab
penggunakan jam tergantung selera, cocok atau tidak cocok. Kalau pengguna ingin
melihat detail dari jam tersebut bisa langsung memilihnya supaya tidak ada
pertanyaan “kok kayaknya sama kaya yang tadi?”. Selain itu, ketika menyediakan
form pemesanan sebaiknya diberikan petunjuk singkat pembelian karena dalam form
tersebut hanya ada pilihan Kirim. Ketika pengguna ingin membatalkannya pasti ia
bingung harus bagaimana sebelum ia membaca Cara Pemesanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar