Rabu, 15 Agustus 2018

Kenapa menulis (lagi)?

Segala puji hanyalah milik Allah Ta'ala dengan ke Maha LembutanNya menjadikan hati manusia tetap berada dalam fitrah islam yang lurus. Dengan kelembutanNya pula Allah menggiring setiap manusia yang Ia kehendaki untuk menuju kebaikan bagi dirinya dari arah yang tidak mereka duga dan Allah-lah yang lebih mengetahui setiap apa yang tersembunyi dalam hati hamba-hamba Nya.

Semoga shalawat dan salam Allah sampaikan kepada manusia yang paling lembut hatinya dan paling baik perangainya yaitu Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga kepada keluarganya, para sahabat dan umatnya yang tetap teguh menjalankan sunnahnya sampai akhir nanti.

Tentang hidup...
Kehidupan merupakan rangkaian dari potongan-potongan peristiwa di dunia sebagai proses bagi manusia menuju akhirat. Terkadang Allah menjadikan hidup manusia baik namun bisa juga dengan seketika Allah jadikan buruk sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat. Adapun kehidupan kekal penuh dengan kebahagiaan yang hakiki yaitu Syurga Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman:

وَ مَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ  ۗ  وَلَـلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّـلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ ۗ  اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

"Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 32)

Dengan adanya proses kehidupan ini manusia mengalami fase hidupnya yang awalnya tidak mengetahui apapun kemudian ia belajar, lalu ia mendapatkan ilmu dan pengalaman sampai ia dapat terbiasa mengaplikasikannya dalam hidup mereka. Jadi ingat kan, pernah ada kata bijak yang mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru terbaik kehidupan. Nah seperti itulah proses dalam menjalani sebuah hidup di dunia ini. Dan sebaik-baik contoh teladan kita di setiap aktivitas yang kita lakukan adalah Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Mencoba merangkai sekian banyak potongan kehidupan yang terjadi tidaklah mudah. Apalagi mencari celah untuk menemukan hikmah yang Allah sampaikan dari apa yang telah Allah kehendaki. Mungkin akan butuh waktu, butuh ilmu, yaitu ilmu tentang kesabaran, keikhlasan dan husnudzon kepada Allah. Berat memang. Tapi ini harus dicoba. Karena tanpa mencoba, seseorang tidak pernah tau kapan ia merasa sulit, kapan ia merasa kerdil, kapan ia merasa kok gw payah banget ya begini aja ga bisa.

Kenapa menulis (lagi)?

Karena dengan menulis kita dapat menceritakan pengalaman yang merupakan guru terbaik kehidupan.

Karena dengan menulis kita dapat belajar untuk mendapatkan celah hikmah yang Allah sampaikan dalam kehidupan.

Karena dengan menulis kita dapat mengeksplorasi sejauh mana pemahaman kita terhadap keyakinan akan karunia Allah yang amat besar. Semakin bertambah, semakin kuat dan semakin bertahan. Bertambah apa? Yaitu Menambah keimanan, menguatkan keimanan, dan menjaga keimanan kita kepada Allah. Al Quran dan Sunnah juga para ulama salafusshalih menjelaskan bahwa iman itu bertambah  dan berkurang, naik dan turun. Bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

Namun sejatinya dengan menulis, kita (terutama saya) dapat menasihati diri kita sendiri sebagai salah satu cara memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tantangannya adalah pertama niat karena Allah. Kedua sebelum menulis kita harus punya ilmu yang pertanggung jawabannya langsung kepada Allah. Ketiga untuk menulis juga butuh inspirasi. Karena bagi saya tidak setiap tulisan yang baik dapat dihasilkan disetiap kondisi kecuali yang sudah berpengalaman banyak dan sepertinya itu bukan saya. Dan yang terakhir harus Istiqomah, konsisten. Karena Allah menyukai amalan yang sedikit namun terus menerus.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya [Hadits shahih dengan keseluruhan jalannya sebagaimana diterangkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihahno. 2026]

Bisa jadi tulisan ini sebagai wadah untuk belajar serta pengamalan ilmu bagi saya dengan segala keterbatasannya. Dan harapannya juga bisa memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang lain. Karena ilmu itu bukan banyaknya tapi seberapa ia diamalkan dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga orang lain.

Jikalau memang benar ada kebaikan adalah dari Allah dan jikalau terdapat kesalahan itu dari diri saya sendiri, Allah dan Rosul-Nya terbebas dari kesalahan kemudian marilah kembalikan pada Al Quran dan Sunnah serta pemahaman para sahabat sholih beliau.

Wallahu a'lam..

Shallallahu 'ala muhammad wa'ala alihi wa shahbihi wasallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar