Jumat, 24 Mei 2013

A Shoulder to Cry on - Who Wanna be?

Adakah orang yang paling tegar di dunia ini ketika menghadapi masalah? Mengapa anda katakan dia tegar?
Oke, apapun jawaban anda tidak masalah!
Tetapi pertanyaan berikutnya adalah, Apakah anda cukup tegar menghadapi masalah anda?
Sahabat, saya tidak tahu bagaimana anda menjawab pertanyaan saya yang terakhir, tetapi saya ingin berbagi jawaban saya kepada anda.
Saya tidak malu mengatakan bahwa saya terkadang tidak cukup tegar menghadapi masalah saya sendirian! Terkadang saya masih butuh orang lain untuk sekedar berbagi dengannya, untuk sekedar meminta nasihat dan pendapatnya, dan meminta bantuan jika memang dia bisa membantu saya.
Mengapa saya tidak malu mengakuinya?
Karena orang yang saya anggap paling mulia di dunia ini juga melakukan hal yang sama. Mari kita buka shirah nabawiyyah. Ingatkah anda ketika pertama kali Rasulullah s.a.w bertemu Malaikat Jibril a.s, beliau segera bergegas pulang dan meminta istrinya tercinta untuk menyelimuti badannya yang menggigil ketakutan? Dan yang luar biasa adalah sang istri manusia tercinta dengan penuh kasih menghibur dan memberikan semangat kepada sang manusia pilihan.
Sahabat, begitu juga dengan kita. Kita adalah manusia biasa. Dan adalah manusiawi jika kita membutuhkan tempat bersandar ketika kita dirundung duka dan masalah. Bukanlah sebuah aib bagi kita meminta bantuan dan pertolongan di saat kita memang membutuhkan.
Memang, terkadang dunia ini terasa begitu sepi ketika tidak ada orang yang bisa kita ajak sekedar berbagi, serasa kita bertarung mengalahkan diri kita sendiri. Seringkali kita merasa tegar dan mampu hidup sendiri.
Dan memang terkadang itu menjadi pilihan kita untuk berusaha menaklukkan diri kita dan menjadi pemenang atas kesedihan dan duka kita. Tidak masalah jika anda mampu melakukannya. Jika tidak?
Ya, saya yakin anda masih punya tempat bersandar yang cukup tangguh, yang akan membantu anda menghibur dan membangkitkan semangat anda. Dialah Allah yang Maha Kuasa. Dialah sebaik-baik tempat bersandar dan berteduh kala anda memang tidak membutuhkan orang lain yang menemani di sisi anda.
Saudaraku, tetapi berapa banyak orang yang seperti itu?
Terkadang justru orang lainlah yang bisa dan mampu menuntun kita untuk menemukan sandaran yang tangguh tadi. Justru terkadang orang lainlah yang membantu kita untuk tetap tegak berdiri dan bersandar kepada yang Maha Tangguh, di saat kita sendiri terhuyung-huyung tak mampu menahan beratnya duka kita.
****

Sahabatku, maukah kalian menjadi orang lain itu? Orang yang membantu saudara kita yang sudah tak mampu berdiri tegak dirundung duka?
Maukah kalian menjadi sandaran sementara bagi mereka, sambil mengajak dan menuntun mereka menemukan sandaran sejati yang lebih kokoh?
Memang tidak mudah, menjadi tempat bersandar sementara bagi orang yang akan jatuh, karena kita tidak hanya akan juga menahan beban orang tersebut, kita bahkan juga akan merasakan penderitaan yang sama dengan yang akan kita bantu!
Itulah resiko yang harus kita tanggung!
Tetapi sahabatku, di sanalah kita akan menjadi berarti bagi orang lain, karena sebaik-baik orang adalah orang yang mampu bermanfaat bagi orang lain.
Sahabatku, untuk menjadi tempat bersandar sementara bagi orang lain, terkadang hanya butuh menjadikan diri kita sebagai pendengar yang baik – menjadi tempat dibuangkan segala perasaan haru-biru yang ada pada kawan kita. Terkadang pula kita tidak perlu melakukan apa-apa, hanya cukup diam dan menggenggam tangannya dan memberikan hati kita padanya. Karena memang terkadang hanya itulah yang dibutuhkan. 
Ada kalanya seseorang butuh bahu untuk sekedar menumpahkan tangisnya. Ada kalanya seseorang butuh telinga dan hati untuk berbagi. Karena dia butuh untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak sendirian di dunia yang terkadang kejam ini.
Sahabat, sekali lagi kita tidak harus menjadi penyanyi dengan suara merdu untuk menghibur yang duka. Dan kita tidak harus menjadi pelawak yang akan membuat dia tersenyum dan tertawa. Kita hanya cukup menerima dia apa adanya, mengakui dia sebagai manusia yang lemah dan meyakinkan dia bahwa kita senantiasa bersamanya, dan itulah yang membuat dia terhibur dan tersenyum.

Sahabat, maukah kalian?
****

dikutip dari: Nutrisi Jiwa # 1 Pit Stop (Heri Mulyo Cahyo)

Kamis, 02 Mei 2013

Melirik Kebelakang Melihat Jauh Kedepan



Sebuah wallpaper sederhana yang dibuat pada saat semester 5 lalu. Entah mengapa aku ingin membuatnya. Mungkin karena waktu itu aku sedang disibukkan dengan banyak pilihan kegiatan. Seingatku yah dulu tuh banyak banget kesibukan yang menghampiri. Soalnya semester 5 itu berlangsung pada bulan september 2012 - januari 2013 dan lagi masa2 ribetnya. Makannya terlintas saja untuk membuat wallpaper motivasi untuk diri ini.

Saat itu aku memegang dua amanah yaitu di LDK dan di SerumG. Kedua-duanya memang selalu mengadakan event tahunan. Sebut saja FIM dan IIF. Kemudian ada juga kuliah Statistika Matematika (statmat) dan Analisis Kompleks (ankom) yang biasa dibilang segi tiga bermuda untuk anak matematika. hahaha... Selain itu ada juga kepanitiaan Spectrum yang kece bangeett.. dan semuaaannyaa membutuhkan porsi waktunya sendiri-sendiri. oh iya satu lagi. saat itu aku juga megang seorang mahasiswa TPB yang tutor Landasan Matematika (LM).

Sebegitu banyaknya kegiatan yang aku lakukan tidak mungkin bisa berjalan lancar jika tidak ada Allah yang membantu. Karena Allah lah semua bisa berjalan sesuai dengan rencana. Walaupun ada sedikit kendala dalam menjalaninya dan belum sesuai dengan harapan, aku tetap merasa bahwa Allah Maha Baik. Allah memberikan apa yang aku butuhkan bukan memberikan apa yang aku inginkan. Dan aku menyadari itu. Satu sisi, Allah memberikan kemudahan dan di sisi lain Allah memberikan tantangan dan kesempatan yang kedua untukku. Itulah kehidupan. Kadang susah kadang mudah dan kita harus tetap semangat dan berpikir bahwa Allah selalu ada di dekat kita dan dan tidak pernah meninggalkan kita.

Sekarang juga harus begitu...
Seberapapun sulitnya keadaan pasti ada hikmah dan pelajaran dibalik kisah itu. Hanya kita yang bisa membuat kisah itu terasa indah dan Allah yang membantu mewujudkannya. Tidak peduli di kesibukan mana kita berada, berikan yang terbaik agar semua terasa sulit dilupakan dan terlalu indah dikenang. hehehe..

Keep Hamasah
Keep Istiqomah
Keep Husnuzhon
Keep Smile
Keep Progressive
Keep Keep Keep your self to be great muslimah