Minggu, 21 April 2013

Rihlah with TsiQah

Kebersamaan selalu mengundang senyum, gelak tawa, berbagi, keindahan dan semua hal positif yang tidak terpikirkan sebelumnya. Senda gurau, bercengkraman bersama teman juga membuat kehidupan ini lebih bisa merasakan bahwa banyak hal diluar sana berupa pengalaman dan pengetahuan luar biasa yang mungkin belum kita rasakan.

Hari ini, Ahad, 21 April 2013 salah satu hari yang berharga meskipun setiap hari musti menghargai hari yang sudah terlewati. Tapi yang ini berbeda dengan biasanya. Menjadi bagian dari tim TSIQAH LDK AL HURRIYYAH mempunyai cerita tersendiri dalam hidup ini. Banyak kisah menarik yang tiba-tiba bermunculan ketika bersama mereka. Mulai dari kepribadian tiap orangnya, kemampuan berbicara, wejangan yang tersuguhkan tiap minggunya membuat rasa semangat ini tidak akan mudah padam begitu saja.

Kehadiran mereka membawa warna tersendiri dalam ruang syuro. Ada yang antusias dengan ide kreatifnya, ada yang mencoba meluruskan kesalahan pahaman yang terjadi, ada yang tersenyum malu, ada yang saling menguatkan. Semua berada pada daerah orbitnya masing-masing tanpa membenturkan diri satu sama lain.

Wah narasinya kebanyakan nih..
Sebenernya hanya mau menceritakan salah satu kejadian yang baru saja aku alami bersama tim TSIQAH siang ini.

Alhamdulillah akhirnya rihlah yang sudah direncanakan jauh-jauh hari terlaksana juga. Walaupun ada sedikit kesalahan teknis yang membuat kita berpindah dari tujuan semula. Awalnya kita mau ber-Rihlah di Cifor salah satu tempat wisata bagi mahasiswa ipb. Sebenarnya bagi warga sekitar juga sih, hehe. Memang aku belum pernah kesana dan dalam bayangan ku sebelumnya itu tempat yang bagus, hijau banyak pohonnya, teduh, asri, hamparan danau yang luas dengan semilir angin semerbak nan damai. Setelah berada dan berdiri ditempat itu, ternyata cukup jauh dari bayangn sebelumnya. Beberapa benar tapi banyak yang tidak sesuai dugaan. Mungkin karena baru pertama kali mengunjungi Cifor dengan rintik hujan yang menyambut kedatangan kami sehingga tidak banyak yang bisa dirasakan. Terkecuali untuk hamparan danau yang luas patut diacungkan jempol. Musik rege yang terniang dari pintu masuk sampai pada sumber ia keluar juga mengiringi langkah kaki para pejuang Tsiqoh yang mau merasakan kenikmatan rihlah ini. Tapi tentu itu bukan bagian dari kebiasaan kader dakwah yang setiap harinya berkutik dengan lagu nasyid, murotal Qur'an dan sebagainya.

Melihat kondisi yang tidak memungkinkan kita untuk bercengkraman,  pada akhirnya tujuan kita berpindah ke ICTF, Taman Taiwan lah bahasa gampangnya, hehe. Berbeda sekali dengan tempat sebelumnya. Disinilah tempat yang benar-benar kita cari buat rihlah. Mengagumi kuasa Allah akan ciptaan-Nya. Hamparan rumput hijau, berbagai tanaman buah berjejer dalam kerangkanya. Bunga teratai merah yang bermunculan di danau membuat seakan segala ketidakpuasan berubah menjadi kedamaian yang tak ternilai harganya. eeaa..

Seusai sholat Dzuhur kita sama-sama berkumpul berbagi kisah waktu pertama kali masuk LDK dan diminta menjadi seorang Qiyadah seperti sekarang ini. Tak lupa juga mengungkapkan goal yang akan dihasilkan bersama LDK kedepannya mengiringi kisah awal masuk LDK itu sendiri. Banyak jawaban yang tak ada dalam benakku sebelumnya. Jawaban para qiyadah pejuang dakwah yang sangat luar biasa terdengar bahkan sekarang juga masih terniang2 di telingaku. Kalau boleh dibandingkan mungkin apa yang aku rasakan selama ini hanyalah mencoba mengikuti orang lain saja, tidak menjadi diri sendiri seperti mereka yang membuat dan meyakinkan diri mereka bahwa mereka memang memilikinya.Setiap orang disana memaparkan bagaimana perasaan mereka ketika suatu amanah yang diberikan Allah datang menghampiri dirinya. Banyak cerita tersendiri untuk itu. Setiap orang berhak menanggapi berdasarkan kondisi dan situasi yang mereka rasakan saat itu.

Salah banyak pernyataan teman-teman yang aku kagumi adalah ketika mereka mendukasikan seluruh kontribusinya untuk LDK. Walaupun masih ada amanah yang mereka pegang, mereka tidak ragu mengatakan bahwa "maaf, saya ada agenda alhur" dan itu yang membuat kita berbeda dengan organisasi yang lain. Masih berharap alhur agar tetap terasa keeksistensiannya di kampus ini. Bukan seberapa berhasilnya agenda yang diadakan tapi seberapa terasanya keberadaan alhur dalam diri setiap orang. Intinya seberapa besar alhur bermanfaat bagi mahasiswa ipb khususnya.



Ketika hati ini sudah bertekad menyamakan suhu
Ketika hati ini sudah menyatukan azzamnya
Ketika hati ini diserahkan untuk dakwah
Maka hanya ada aku, kamu, dan Allah saja yang menjadi saksi atas perjuangan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar